Hukum gravitasi universal Newton
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Hukum Newton
tentang gaya tarik menarik gravitasi umum
Hukum
tarik-menarik gravitasi Newton dalam bidang fisika berarti gaya tarik untuk
saling mendekat satu sama lain. Dalam bidang fisika tiap benda dengan massa m1
selalu mempunyai gaya tarik menarik dengan benda lain (dengan massa m2
). Misalnya partikel satu dengan partikel lain selalu akan saling
tarik-menarik. Contoh yang dikemukakan oleh Sir Isaac
Newton dalam bidang mekanika
klasik bahwa benda
apapun di atas atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang kemudian banyak dikenal
sebagai fenomena benda jatuh.
Gaya tarik
menarik gravitasi ini dinyatakan oleh Isaac
Newton melalui
tulisannya di journal PhilosophiƦ Naturalis
Principia Mathematica pada tanggal 5 Juli 1687 dalam bentuk rumus sebagai
berikut:

di mana:
- F adalah besarnya gaya gravitasi antara dua massa tersebut,
- G adalah konstante gravitasi,
- m1 adalah massa dari benda pertama
- m2 adalah massa dari benda kedua, dan
- r adalah jarak antara dua massa tersebut.
Teori ini kemudian
dikembangkan lebih jauh lagi bahwa setiap benda angkasa akan saling
tarik-menarik, dan ini bisa dijelaskan mengapa bumi harus berputar
mengelilingi matahari untuk
mengimbangi gaya tarik-menarik gravitasi bumi-matahari.
Dengan menggunakan fenomena tarik menarik gravitasi ini juga, meteor yang
mendekat ke bumi dalam perjalanannya di ruang angkasa akan tertarik jatuh ke
bumi.
TEORI GEOCENTRIS
Hipparchus (190-120 SM )
Perintis dan bapak astronomi.
Astronom terbesar pada zaman era klasik, ahli geografi dan matematikawan yunani
kuno pada zaman Helenistik
Bumi sebagai pusat edar tata surya
Bulan sebagai planet
pertama-merkurius-venus-matahari-mars-jupiter-saturnus (pada langit kedua
sampai ketujuh)
Semakin lambat pergerakannya,
jaraknya dari bumi semakin jauh.
- Tidak ada peninggalan buku yang
tertulis sebagai catatan sejarah
- Tidak dapat dibuktikan
- Sedikit penganutnya
- Lingkaran / bulat / bola adalah
bentuk geometri yang paling sempurna orbit benda dalam sistem tata surya
berbentuk lingkaran.
- Semua benda bergerak mengelilingi
bumi dengan kecepatan konstan.
Menggunakan sistem gerak Retrograde,
yaitu setiap gerak yang berlawanan dengan kebiasaan atau umum. Retrograde
planet adalah gerak yang berlawanan dengan arah putaran bumi dengan matahari.
- Sistem ptolomeus (penerus system
ini) cenderung lebih sulit dan rumit.
- Benda-benda langit memiliki baik
gerakan timur-barat maupun rotasi pada arah yang berlawanan.
TEORI HELIOCENTRIS
Nicolas Copernicus (1473-1543 M)
Pada tanggal 19 Pebruari 1473
Copernicus lahir di-Torun, Polandia. Copernicus hidup pada peralihan zaman abad
pertengahan dan zaman pencerahan (renaissance).
Matahari sebagai pusat edar tata
surya
Merkurius sebagai planet
pertama-venus-bumi-mars-jupiter-saturnus-uranus-neptunus
Perputaran harian langit akibat
perputaran bumi pada sumbu putarannya dan perubahan tahunan langit akibat
perputaran planet mengelilingi matahari.
- Ada 2 buah buku yang mendukung
adanya teori ini revolusi benda-benda langit dan hukum gerakan planet / hukum
kepler.
- Pak Bradley menemukan adanya
aberasi bintang (1725 M).
- Bessel (1838) menemukan paralaks
bintang pertama kali.
Bentuk lintasan orbit semua benda
adalah elips.
- Menggunakan sistem epicycle,
Sistem ini memudahkan perhitungan (matematis) periode orbit dan jarak relatif
planet.
- Sistem ini memberikan solusi
sederhana untuk gerak retrograde.
- Sistem copernicus lebih bagus dan
lebih sederhana daripada sistem ptolomeus.
- Bumi dan semua planet bergerak
mengitari matahari dengan arah yang sama dan laju yang berkurang semakin jauh
dari matahari
- Perhitungan astronomi lebih mudah,
dengan melibatkan jumlah lingkaran yang lebih sedikit. Tetapi prakiraan posisi
planet-planet dan perhitungan lainnya tidak lebih tepat daripada dihitung
dengan menggunakan sistem ptolemous.
TEORI HELIOSENTRIS
Heliosentris : Copernicus dan Kepler
Disusun oleh:
SIGIT RAHMAN SUGANDI 1002533
Konsep
Pada umumnya bangsa Yunani dan
orang-orang yang hidup pada abad pertengahan memiliki pegangan yang kuat
sebagai pandangan mereka tentang alam semesta, yaitu teori geosentris (Bumi
sebagai pusat). Menurut teori ini, Bumi sebagai pusat alam semesta berada dalam
keadaan diam dan planet-planet, Matahari, serta benda-benda langit lainnya
bergerak mengitarinya. Gerak semu (apparent motions) planet, bulan, dan
matahari relatif terhadap bintang dan terhadap satu sama lain dijelaskan secara
lengkap dalam teori geosentris Hipparchus yang dikembangkan sekitar tahun 140
sebelum masehi. Namun teori geosentris memiliki kelemahan yaitu sulitnya
menjelaskan fenomena retrogresi (gerak balik) periodik dari planet. Fenomena
retrogresi diakibatkan karena lintasan semu planet sepanjang tahun relatif
terhadap bintang-bintang adalah berupa lengkungan (kurva) yang tidak rata.
Malahan, adakalanya planet-planet teramati seolah-olah bergerak mundur
(berbalik) sebelum akhirnya bergerak maju kembali selama periode orbitnya.
Akhirnya pada tahun 1543 teori geosentris dipatahkan oleh teori heliosentris
yang diajukan oleh Nicolaus Copernicus. Dalam teori heliosentris, mataharilah
sebagai pusat tata surya. Matahari dikelilingi oleh planet-planet, asteroid,
komet, dan meteorid.
Dalam model heliosentris Copernicus,
Matahari dianggap berada pada pusat alam semesta, bintang-bintang terletak pada
bulatan angkasa dan berputar mengelilingi Matahari. Diantara Bintang-bintang
dan Matahari terdapat planet-planet termasuk Bumi yang berputar mengelilingi
Matahari dalam masing-masing orbitnya dengan lintasan orbit berbentuk
lingkaran. Gerak mundur semu dalam peredaran planet-planet yang sulit
dijelaskan oleh model geosentris, dapat dijelaskan dengan mudah dalam model
heliosentris, dengan menggunakan konsep gerak relatif antara Bumi dan
planet-planet lain yang bergerak disekitar Matahari dengan kecepatan sudut
putar yang berbeda-beda. Namun model heliosentris Copernicus memiliki beberapa
kelemahan, yaitu bintang-bintang tidak berputar mengelilingi matahari dan
planet-planet tidak bergerak mengelilingi matahari dengan lintasan yang berupa
lingkaran. Selanjutnya model ini disempurnakan oleh Johannes Kepler, dan
melahirkan hukum 1 Kepler, hukum II Kepler, dan hukum III Kepler.
Cara kerja konsep Heliosentris
Konsep heliosentris melahirkan
hukum-hukum yang dicetuskan oleh Johannes Kepler, yaitu:
Hukum I Kepler
Persamaan elips dari hukum pertama
Kepler dirumuskan seperti berikut :
dimana e adalah eksentrisitas yang
merupakan perbandingan antara jarak dua fokus dengan diameter panjang elips.
Nilai eksentrisitas menentukan bentuk elips apakah makin lonjong atau makin
mendekati bentuk lingkaran. Jika e = 0, maka orbit planet akan berupa
lingkaran. Eksentrisitas bumi, ebumi = 0,017, hampir mendekati nol, jadi orbit
bumi hampir mendekati lingkaran. Akibat lintasan orbit planet berbentuk elips,
maka selama suatu planet bergerak mengelilingi matahari menempuh satu putaran
penuh yang disebut satu tahun pleneter, jarak antara planet tersebut dengan
Matahari akan selalu berubah-ubah. Titik pada lintasan orbit planet yang menandai
posisi paling dekat planet ke Matahari disebut perihelium. Sedangkan titik pada
lintasan orbit Planet yang menandai posisi paling jauh Planet ke Matahari
disebut aphelium. Arah rotasi planet-planet dalam arah berlawanan dengan arah
putar jarum jam, kecuali untuk planet Venus dan Uranus. Para astronom
menetapkan arah putar berlawanan dengan arah putar jarum jam sebagai gerak
langsung (direct), sedangkan arah putar searah dengan arah putaran jarum jam
disebut gerak balik (retroge).
Hukum II Kepler
Hukum kedua Kepler yang disebut juga
sebagai hukum kesamaan luas yang dipublikasikan pada tahun 1609, menyatakan
bahwa luas (S) yang disapu oleh garis penghubung antara planet dan Matahari
dalam selang waktu (t) yang sama adalah sama (S1 = S2 = S3), seperti ditunjukkan
pada gambar.
Hukum ini secara tidak langsung
menyatakan bahwa kecepatan orbit suatu Planet mengitari matahari tidaklah
konstan (uniform) melainkan berubah-ubah. Planet akan bergerak lebih cepat
dalam orbitnya ketika berada pada daerah yang dekat dengan matahari, dan akan
bergerak lebih lambat dalam orbitnya ketika berada pada daerah yang jauh dari
matahari. Kecepatan orbit Planet berbanding terbalik dengan jaraknya terhadap
matahari. Dalam notasi matematis , hukum ini dapat dirumuskan sebagai:
dengan C adalah konstanta. Persamaan
ini dapat dibaca laju perubahan luas yang disapu garis penghubung
planet-Matahari terhadap waktu adalah tetap, S1 = S2 = S3. Hukum kesamaan luas
ini terbentuk sebagai konsekuensi dari adanya kekekalan momentum sudut dari planet-planet
ketika berputar mengelilingi Matahari. Jika momentum sudut suatu planet yang
mengitari matahari adalah kekal, maka planet harus bergerak lebih cepat bila
dekat dengan matahari, dan bergerak lebih lambat jika berada jauh dari
Matahari. Planet-planet yang berputar mengelilingi Matahari memiliki momentum
sudut yang tetap, karena tidak ada gaya yang bekerja dalam arah geraknya. Gaya
tarik matahari arahnya membentuk sudut 〖90〗^o terhadap arah gerak Planet
Hukum III Kepler.
Hukum ketiga Kepler yang disebut
juga sebagai hukum harmonik yang dipublikasikan pada tahun 1618, menyatakan
bahwa perbandingan kuadrat periode revolusi (T2) terhadap pangkat tiga dari
jarak rata-rata planet ke Matahari (jari-jari elips = R3) adalah sama untuk
semua planet. Secara matematika, pernyataan tersebut dapat dirumuskan seperti
berikut :
Disini C adalah suatu konstanta yang
memiliki nilai yang sama untuk semua Planet. Hukum ini secara eksplisit
menyatakan hubungan antara periode revolusi suatu Planet dengan jaraknya terhadap
matahari. Makin jauh jarak Planet ke matahari (makin besar diameter orbit
Planet), makin lama periode revolusinya. Planet yang memiliki diameter orbit
paling kecil adalah Merkurius dan yang paling besar adalah Pluto. Jika Bumi
dijadikan sebagai acuan, dimana jarak antara Bumi dan Matahari adalah sekitar
150 x 106 km yang disebut sebagai 1 SA, dan periode revolusi Bumi adalah 1
tahun, maka konstanta C = 1, dan persamaan hukum ketiga Kepler menjadi :
disini R adalah jarak rata-rata
Planet ke Matahari dalam satuan SA dan T adalah periode revolusi planet dalam
satuan tahun. Jarak rata-rata setiap Planet ke Matahari dan periode revolusinya
dirangkumkan dalam tabel.
Tokoh yang mengembangkan.
Seperti yang sebagian telah
dijelaskan di atas, ternyata teori ini sangat panjang sejarahnya hingga
menemukan hukum-hukum yang sesuai dengan teori heliosentrik.
Nicolaus Copernicus (1473-1543)
merupakan orang pertama yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Matahari
merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit
lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus memperlihatkan
adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia
mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik.
Teori heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De
Revolutionibus Orbium Coelestiumkepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja.
Tapi dikemudian hari setelah
kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke-16
filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari
dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang
berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik
dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap
manusialah yang menjadi sentral di alam semesta. Walaupun Copernicus telah
menerbitkan tulisannya tentang Teori Heliosentrik, tidak semua orang setuju
dengannya. Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung
teori matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya
mengelilingi matahari. Tahun 1576, Brahe membangun sebuah observatorium di
pulau Hven, di laut Baltic dan melakukan penelitian disana sampai kemudian ia
pindah ke Prague pada tahun 1596.
Di Prague, Brahe menghabiskan sisa
hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan asistennya Johannes
Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang
ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan
elliptik.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga
hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini yaitu :
Planet bergerak dalam orbit ellips
mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
Radius vektor menyapu luas yang sama
dalam interval waktu yang sama.
Kuadrat kala edar planet
mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata dari
matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam
sejumlah buku, diantaranya adalah Epitome of The Copernican Astronomy dan
segera menjadi bagian dari daftar Index Librorum Prohibitorum yang merupakan
buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga terdapat publikasi
Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium.
Aplikasi teori Heliosentrik
Secara langsung teori heliosentrik
dapat diaplikasikan dalam pembuatan kalender masehi (kalender matahari) yang
dipakai kita saat ini, kalender matahari dibuat berdasarkan perhitungan bumi
berevolusi mengelilingi matahari. Secara tidak langsung juga teori heliosentrik
dipakai dalam pengembangan beberapa hal seperti dibawah ini :
Awal mula dipakainya teleskop
Pada tahun 1608, teleskop dibuat
oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo merupakan seorang professor
matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika khususnya tentang gerak
planet. Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi Kepler dan yakin tentang
teori heliosentrik. Dengan teleskopnya, Galileo berhasil menemukan
satelit-satelit Galilean di Jupiter dan menjadi orang pertama yang melihat
keberadaan cincin di Saturnus.
Salah satu pengamatan penting yang
meyakinkannya mengenai teori heliosentrik adalah masalah fasa Venus.
Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy menyatakan venus berada dekat dengan
titik diantara matahari dan bumi sehingga pengamat dari bumi hanya bisa melihat
venus saat mengalami fasa sabit.
Tapi berdasarkan teori heliosentrik
dan didukung pengamatan Galileo, semua fasa Venus bisa terlihat bahkan
ditemukan juga sudut piringan venus lebih besar saat fasa sabit dibanding saat
purnama. Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya tentang teori geosentrik vs
heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World System, menyebabkan dirinya
dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai penentang oleh gereja.
Dasar yang diletakkan Newton
Di tahun kematian Galileo, Isaac Newton
(1642-1727) dilahirkan. Bisa dikatakan Newton memberi dasar bagi pekerjaannya
dan orang-orang sebelum dirinya terutama mengenai asal mula Tata Surya. Ia
menyusun Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya bagi Astronomi adalah
Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan
massa masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua benda. Hukum Gravitasi Newton memberi penjelasan fisis bagi Hukum Kepler
yang ditemukan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya
dipublikasikan dalamPrincipia yang ia tulis selama 15 tahun.
Teori Newton menjadi dasar bagi
berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir kemudian, sampai dengan tahun
1960 termasuk didalamnya teori monistik dan teori dualistik. Teori monistik
menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Sedangkan
teori dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang
berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar